Dusan Vlahovic Belum Mencapai Standar: Evaluasi Performa Sang Bomber Juventus – Pendahuluan: Harapan gates of olympus Tinggi yang Belum Terbayar Dusan Vlahovic, penyerang asal Serbia yang direkrut Juventus dengan ekspektasi besar, kini menjadi sorotan tajam publik dan media. Setelah memasuki musim ketiganya bersama Bianconeri, performa Vlahovic dinilai belum mencerminkan kualitas yang diharapkan dari seorang striker utama. Meski memiliki atribut fisik dan teknik yang mumpuni, kontribusinya di lapangan masih dianggap belum konsisten dan kurang menentukan dalam laga-laga krusial.
Latar Belakang Transfer dan Ekspektasi Awal
Vlahovic bergabung dengan Juventus pada Januari 2022 dari Fiorentina dengan nilai transfer yang tinggi, menjadikannya salah satu pembelian termahal klub dalam dekade terakhir. Ia datang dengan reputasi sebagai pencetak gol ulung di Serie A, dan diharapkan menjadi solusi jangka panjang untuk lini depan Juventus yang sempat kehilangan ketajaman pasca era Cristiano Ronaldo.
Namun, sejak kedatangannya, performa Vlahovic mengalami pasang surut. Cedera, pergantian pelatih, dan perubahan sistem permainan menjadi faktor yang memengaruhi adaptasinya. Meski sempat menunjukkan kilasan kualitas, ia belum mampu tampil konsisten sebagai penyerang utama yang diandalkan.
Statistik Musim 2025/2026: Angka yang Belum Menggigit
Berdasarkan data terkini, Vlahovic telah tampil dalam 11 pertandingan di semua kompetisi musim ini, dengan rincian sebagai berikut:
- Serie A: 8 pertandingan, 2 gol
- Liga Champions: 3 pertandingan, 2 gol
- Total menit bermain: 433 menit
- Jumlah tembakan: 12
- Assist: 0
Statistik tersebut menunjukkan bahwa meski Vlahovic mampu mencetak gol di kompetisi Eropa, kontribusinya di liga domestik masih minim. Ia belum menjadi pembeda dalam pertandingan-pertandingan penting, dan sering kali gagal memanfaatkan peluang emas.
Analisis Taktik: Ketidaksesuaian Peran dan Sistem
Salah satu alasan utama di balik performa Vlahovic yang belum optimal adalah ketidaksesuaian antara gaya bermainnya dan sistem yang diterapkan oleh pelatih. Vlahovic adalah tipe striker klasik yang mengandalkan positioning, kekuatan fisik, dan penyelesaian akhir. Namun, Juventus kerap bermain dengan skema yang menuntut mobilitas tinggi dan kontribusi dalam build-up play.
Dalam formasi 4-3-3 atau 3-5-2, Vlahovic sering kali terisolasi di lini depan, tanpa dukungan yang cukup dari gelandang serang. Ia juga dituntut untuk turun ke lini tengah dan membuka ruang, peran yang tidak sepenuhnya cocok dengan karakteristiknya.
Perbandingan dengan Striker Lain di Serie A
Jika dibandingkan dengan penyerang lain di Serie A seperti Lautaro Martinez (Inter Milan) atau Victor Osimhen (Napoli), Vlahovic tertinggal dalam hal kontribusi gol dan assist. Lautaro telah mencetak 6 gol dalam 9 pertandingan, sementara Osimhen mencatatkan 5 gol dan 2 assist dalam 8 laga.
Perbedaan mencolok terlihat dalam efektivitas penyelesaian akhir dan keterlibatan dalam permainan tim. Vlahovic masih terlihat pasif dalam fase transisi dan kurang aktif dalam pressing terhadap lawan.
Reaksi Publik dan Media
Kritik terhadap Vlahovic semakin meningkat, terutama dari media Italia yang menyoroti minimnya kontribusi sang striker dalam laga-laga besar. Beberapa analis menyebut bahwa Juventus perlu mempertimbangkan opsi rotasi atau bahkan menjual Vlahovic jika performanya tidak kunjung membaik.
Namun, sebagian pendukung masih percaya bahwa Vlahovic memiliki potensi besar dan hanya membutuhkan sistem yang mendukung serta kepercayaan penuh dari pelatih.
Peran Pelatih dan Strategi Pemulihan
Luciano Spalletti, pelatih baru Juventus, memiliki tugas berat untuk mengembalikan kepercayaan diri Vlahovic. Dalam beberapa sesi latihan, Spalletti mulai bereksperimen dengan formasi yang lebih mendukung peran striker tunggal. Ia juga memberikan instruksi khusus kepada Vlahovic untuk lebih aktif dalam pergerakan tanpa bola dan meningkatkan akurasi tembakan.
Spalletti dikenal sebagai pelatih yang mampu menghidupkan kembali karier pemain yang sempat meredup. Jika pendekatan ini berhasil, Vlahovic bisa kembali menjadi ancaman nyata di lini depan.
Tantangan Mental dan Tekanan Kompetisi
Selain aspek teknis, Vlahovic juga menghadapi tantangan mental yang tidak ringan. Tekanan dari media, ekspektasi suporter, dan persaingan internal dengan striker lain seperti Arkadiusz Milik dan Lois Openda membuat posisinya tidak aman.
Untuk kembali ke performa terbaik, Vlahovic harus menunjukkan mentalitas juara, disiplin tinggi, dan kemauan untuk beradaptasi. Ia perlu membuktikan bahwa dirinya layak menjadi pilihan utama di lini depan Juventus.
Potensi Masa Depan: Masih Ada Harapan?
Meski performanya belum memuaskan, Vlahovic masih memiliki waktu dan peluang untuk membalikkan keadaan. Usianya yang masih 25 tahun memberikan ruang untuk berkembang. Dengan dukungan pelatih, sistem yang tepat, dan kerja keras, ia bisa kembali menjadi striker yang ditakuti di Serie A.
Juventus harus membuat keputusan strategis: apakah akan terus memberikan kesempatan kepada Vlahovic atau mulai mencari alternatif lain. Namun, jika Vlahovic mampu menjawab kritik dengan performa gemilang, ia bisa menjadi bagian penting dari proyek jangka panjang klub.
Penutup: Evaluasi yang Membangun
Dusan Vlahovic belum menunjukkan kualitas yang diharapkan, namun bukan berarti ia gagal total. Evaluasi terhadap performanya harus dilakukan secara objektif, dengan mempertimbangkan faktor teknis, taktis, dan psikologis. Juventus dan Spalletti memiliki peran penting dalam membimbing sang striker agar bisa kembali ke jalur terbaiknya.
Dalam dunia sepak bola, performa bisa berubah dengan cepat. Vlahovic masih memiliki potensi besar, dan jika ia mampu memanfaatkannya, bukan tidak mungkin ia akan menjadi ikon baru di lini depan Bianconeri.